Meski Berlainan Ormas Islam, Kiai Acep Imbau Santri Tak Saling Bersekat
![]() |
KH Acep Basuni |
Sekitar 6000 santri dari 40 pesantren se-Kota Bekasi, turut berpartisipasi dalam
memeriahkan peringatan Hari Santri.
Mereka mengenakan pakaian ala santri dan melakukan pawai dengan berjalan
santai, dari depan Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) menuju Islamic Centre
KH Noer Ali Bekasi, pada Ahad (21/10)
pagi.
Ribuan santri itu datang dari berbagai latar belakang naungan
ormas Islam. Yakni NU, Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis). Semuanya
berkumpul menjadi satu karena ada kesamaan: santri.
Kemudian mereka berkumpul di Masjid Nurul Islam, mendengarkan
berbagai nasihat dan ceramah keagamaan dari para kiai. Salah satunya adalah Katib
Syuriyah Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bekasi, KH Acep Basuni.
“Hari Santri baru berjalan empat tahun, tapi semangatnya tidak
berkurang sama sekali sejak Resolusi Jihad dicetuskan oleh Rais Akbar NU, Hadlratussyaikh
Hasyim Asy’ari. Para ulama dan santri bersatu mengusir penjajah yang kembali
ingin menguasai NKRI,” katanya.
![]() |
Suasana Pawai Santri se-Kota Bekasi |
Karena itulah, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muttaqin
Bantargebang ini mengajak para santri untuk bersama-sama dan bahu-membahu dalam
membangun bangsa. Maka, tak perlu lagi ada sekat antar-ormas Islam.
“Sebab yang terpenting bagi santri adalah menghormati
jasa-jasa para ulama terdahulu kita. Peringatan Hari Santri ini merupakan
bentuk penghormatan terhadap para ulama kita,” tegasnya.
Selain Kiai Acep, hadir pula Ketua Forum Komunikasi Pondok
Pesantren (FKPP) Kota Bekasi KH Aiz Muhajirin, Walikota sekaligus Mustasyar
PCNU Kota Bekasi H Rahmat Effendi, dan seluruh pengurus PCNU beserta badan otonom
di bawahnya. (Aru Elgete)
Tidak ada komentar